- Diposting oleh : mubalighaceh
- pada tanggal : April 08, 2025
IMNAD.or.id - Tgk. Mauliadi, S.Sy, adalah salah satu sosok mubaligh muda Aceh yang dikenal luas karena pendekatan dakwahnya yang ramah, santun, dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Lahir pada 8 Oktober 1987 di Gampong Arongan Lise, Kecamatan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara, beliau tumbuh dalam keluarga religius yang memegang teguh nilai-nilai keislaman.
Ayahandanya, Tgk. M. Daud atau dikenal sebagai Imum Daud, adalah sosok alim yang menjadi rujukan masyarakat setempat, sementara ibunya, Hj. Badriah, adalah figur keibuan yang turut membentuk karakter keagamaannya sejak dini.
Pondasi Ilmu dan Tradisi Keulamaan
Sejak kecil, Tgk. Mauliadi telah akrab dengan majelis-majelis ilmu. Ia mengenyam pendidikan formal di wilayah Baktiya, mulai dari SD hingga SMA. Semangat menuntut ilmu membawanya melanjutkan studi ke perguruan tinggi Islam, hingga meraih gelar Sarjana Syariah (S.Sy) dari IAIN Lhokseumawe.
Namun, jalan keulamaan beliau tidak hanya ditempuh melalui jalur akademik formal. Ia juga menimba ilmu di beberapa dayah ternama, di antaranya:
Dayah Miftahul Jannah, di bawah asuhan almarhum Tgk. Khairuddin di kampung halamannya, Arongan Lise.
Dayah Darul Ulum Alue Awe, Kandang, Kota Lhokseumawe, yang menjadi titik penting dalam perjalanan intelektual dan spiritual beliau.
Di Dayah Darul Ulum inilah semangat dakwahnya makin menyala. Atas amanah dari Abah H. Syahanuddin, pimpinan dayah, serta dorongan langsung dari Waled. Mulyadi M. Jamil—seorang da’i kondang Aceh—beliau mulai aktif berdakwah.
Waled Mulyadi yang saat itu menjadi ketua umum di Dayah Darul Ulum, kerap memberikan motivasi dan pengarahan setiap malam, sebelum kemudian mendirikan Dayah Sirajul Muna di Blang Crum, Kandang.
Dakwah: Dari Mimbar Dayah hingga Media Sosial
Tgk. Mauliadi memulai dakwah dari mimbar-mimbar dayah dan majelis ilmu lokal. Suaranya yang tenang, gaya tutur yang halus namun tegas, serta kedalaman ilmu yang dibawanya, menjadikan dakwahnya mudah diterima oleh berbagai kalangan.
Seiring perkembangan teknologi, beliau juga aktif menyampaikan dakwah melalui media sosial seperti WhatsApp, TikTok, dan Facebook, menjangkau generasi muda yang lebih akrab dengan dunia digital.
Berbagai daerah telah beliau sambangi dalam menyampaikan risalah Islam, mulai dari Batam, Sabang, Banda Aceh, Lhokseumawe, Aceh Timur, hingga Aceh Tengah.
Beliau tak hanya mengandalkan ceramah, tetapi juga menyertakan qasidah-qasidah islami sebagai media sentuhan hati yang diwarisinya dari gurunya.
Meski menghadapi tantangan, seperti jauhnya sebagian pemuda dari majelis ilmu atau perbedaan pandangan dalam masyarakat, Tgk. Mauliadi tetap istiqamah berdakwah dengan pendekatan yang bijak dan merangkul semua golongan.
Peran Sosial dan Kepemimpinan
Tak hanya berdakwah, Tgk. Mauliadi juga aktif dalam organisasi sosial dan pendidikan. Saat ini, ia menjabat sebagai:
1. Anggota IMNAD (Ikatan Mubaligh Nanggroe Darussalam),
2. Kepala Bidang Dakwah PC HUDA Kecamatan Baktiya, Aceh Utara, dan
3. Pimpinan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Darussa’adah, Arongan Lise.
Melalui lembaga ini, beliau membina santri dan masyarakat dengan pendekatan yang memadukan ilmu fikih, tasawuf, serta nilai-nilai kearifan lokal.
Pemikiran dan Pandangan Keagamaan
Tgk. Mauliadi memiliki pandangan keagamaan yang moderat, terbuka, dan solutif, khususnya dalam menghadapi isu-isu sosial keagamaan. Ia menekankan pentingnya ukhuwah Islamiyah, literasi keagamaan, serta perlunya kembali menghidupkan tradisi ilmiah dalam masyarakat.
Bagi beliau, dakwah bukan sekadar menyampaikan, tetapi juga merawat dan membina.
Penghargaan dan Apresiasi
Atas dedikasi dan kontribusinya dalam bidang dakwah, Tgk. Mauliadi telah mendapatkan berbagai penghargaan, di antaranya:
1. Da’i Kebangsaan Provinsi Aceh (2023).
2. Penghargaan dari Persatuan Masyarakat Aceh (PERMASA) Kota Batam atas kontribusinya dalam peringatan Isra’ Mi’raj (2022) dan Maulid Nabi (2023).
3. Juara 1 Penyuluh Award Kategori Literasi Al-Qur'an dari Kementerian Agama Aceh Utara (2023).
Keteladanan dan Harapan
Dikenal sebagai pribadi yang sederhana, bersahaja, dan mudah bergaul, Tgk. Mauliadi menjadi teladan bagi para pemuda Aceh yang ingin mengabdikan diri di jalan dakwah.
Kepribadiannya yang lembut namun berwibawa, serta kemampuan beliau membaur dengan semua lapisan masyarakat, menjadi nilai plus dalam upaya membumikan ajaran Islam secara damai dan menyeluruh.
Dalam banyak kesempatan, beliau selalu berpesan agar umat Islam di Aceh memperkuat ukhuwah, menjaga akhlaq, dan terus menuntut ilmu sebagai jalan menuju kemuliaan.
Harapan beliau adalah terwujudnya generasi yang cinta ilmu, cinta damai, dan menjadi bagian dari kebangkitan Islam yang membawa rahmat bagi semesta.